Smk Al-Inabah Ponorogo berdiri pada tahun 2005.Kepala Sekolah pertama yaitu Bapak Ruslan Thohirin, S.Ag., M.Si. Sekolah ini beralamatkan di Jalan Tunggal Asri No 77 Desa Bareng Kecamatan Ponorogo.Smk ini mempunyai Yayasan Pondok Pesantren,yaitu Yayasan Pondok Pesantren Al-Inabah.Siswa yang rumahnya jauh dari Smk,boleh tinggal di Asrama.Di asrama siswa juga dibekali Ilmu Agama,agar mencetak generasi yang unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.Smk Al-Inabah memiliki jurusan Teknik Komputer dan Jaringan sekaligus Multimedia.
KEUNGGULAN
- Memiliki kurikulum yang fleksibel sesuai perkembangan jaman dan kebutuhan pasar.
- Meningkatkan kepercayaan diri siswa ketika lulus karena sudah terbiasa bekerja, baik melalui praktik di sekolah maupun praktik kerja industri.
- Tamatannya diminati perusahaan karena sudah memiliki keterampilan yang memadai.
- Memberikan pengalaman kerja sehingga lulusan siap untuk membuka lapangan usaha baru.
- Membekali siswa dengan cukup teori sehingga ketika lulus tetap bisa mengembankan ilmu di pendidikan yang lebih tinggi.
VISI SMK AL-INABAH PONOROGO
- Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan bertaraf internasional dan berwawasan lingkungan yang menghasilkan tamatan profesional, mampu berwirausaha, beriman dan bertaqwa.
MISI SMK AL-INABAH PONOROGO
- Melaksanakan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis ICT dan berkelanjutan.
- Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan yang menuhi kualifikasi dan kompetensi standar.
- Meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yang nyaman memenuhi standar kualitas dan kuantitas.
- Mengembangkan kurikulum, metodologi pembelajaran dan sistem pernilaian berbasis kompetensi.
- Menyelenggarakan pembelajaran sistem CBT (Competency-Based Training) dan PBE (Production-Based Education) menggunakan bilingual dengan pendekatan ICT.
- Membangun kemitraan dengan lembaga yang relevan baik dalam maupun luar negeri.
- Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik mampu mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan berakhlak mulia.
Asal Pengambilan nama Al Inabah
Pengertian inabah secara bahasa
Inabah memiliki asal kata ‘naaba’ yang artinya dekat atau kembali. Naaba ila syai’ artinya kembali kepada sesuatu dan membiasakan diri dengannya. Dan apabila dikatakan : Naaba ilallaah maka maknanya adalah : taaba wa lazima thaa’atahu (bertaubat dan tetap mentaati-Nya). Dan apabila dikatakan anaaba fulan ila syai’ maka maknanya adalah : raja’a ilaihi marratan ba’da ukhra (terus kembali kepadanya untuk kesekian kalinya). Dan apabila dikatakan anaaba ilallaah maka maknanya adalah : taaba wa raja’a (bertaubat dan rujuk kepada Allah) (al-Mu’jam al-Wasith, 2/961)
Pengertian inabah secara istilah
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah berkata, “Inabah adalah kembali kepada Allah ta’ala dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya serta menjauhi kemaksiatan kepada-Nya. Makna inabah ini mirip dengan taubat, hanya saja inabah lebih halus daripada taubat karena di dalamnya terkandung perasaan bergantung kepada Allah dan memulangkan persoalan kepada-Nya…” (Syarh Tsalatsatil Ushul, hal. 61)
Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Inabah semakna dengan taubat akan tetapi para ulama mengatakan bahwa inabah memiliki derajat yang lebih tinggi daripada taubat. Karena taubat itu meliputi sikap meninggalkan (maksiat), menyesal dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya. Adapun inabah, maka di dalamnya tercakup ketiga unsur tersebut dan selain itu ia juga memiliki kelebihan lainnya yaitu menghadapkan jiwa-raga kepada Allah dengan mengerjakan ibadah-ibadah. Maka apabila ada seseorang yang meninggalkan perbutan maksiat kemudian bertekad untuk tidak melakukannya lagi dan dia menyesali perbuatan yang telah dilakukannya itu, dan dia terus konsisten dalam beribadah maka orang itu disebut sebagai taa’ib (pelaku taubat), akan tetapi apabila setelah bertaubat itu dia terus berusaha memperbaharui sikap menghadapkan diri (kepada Allah) maka orang ini disebut sebagai muniib (orang yang berinabah) kepada Allah ta’ala.” (Hushul al-Ma’mul, hal. 90)
Allah mencintai hamba-Nya yang Muniib
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan inabahlah kepada Rabb kalian serta pasrahlah kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar : 54).
Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata ketika menafsirkan ayat ini, “Dan inabahlah kepada Rabb kalian.” Yaitu dengan hati kalian, “dan pasrahlah kepada-Nya.” Yaitu dengan anggota badan kalian. Apabila kata inabah disebutkan secara bersendirian maka amal-amal fisik sudah tercakup di dalamnya. Dan apabila digabungkan keduanya sebagaimana di dalam ayat ini maka maknanya adalah sebagaimana yang telah kami sebutkan.” Dan di dalam firman Allah, “kepada Rabb kalian dan pasrahlah kepada-Nya.” terdapat dalil untuk ikhlas, dan menunjukkan bahwa tanpa keikhlasan tidak akan berguna sama sekali amal-amal lahir maupun batin.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 727).
0 komentar:
Posting Komentar